Sunday, April 21, 2013

BANK ASI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM


BANK ASI
MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
 
Disusun Oleh:
Khasan Fauzi
2021111067

STAIN PEKALONGAN
2013

PENDAHULUAN

Allah telah memberi rezeki kepada bayi berupa susu  bayi yang berasal dari ibunya. Susu ibu  mengandung 1,6 % Albuminoidal, 0,4 % lemak, 3,8 % gula, garam, dan beberapa vitamin. Kandungan tersebut hanya terdapat pada susu ibu, dan tidak terdapat pada yang lainnya. Nabi SAW bersabda, “Tidak ada susu bagi bayi yang lebih baik dibandingkan dengan susu ibu”.
Pemerintah juga sering memberikan himbauan mengenai pemberian ASI pada bayi, yang ditujukan agar tumbuh kembang bayi bisa berjalan optimal serta dapat tumbuh sehat dan normal. Kebutuhan akan air susu ibu (ASI) telah disadari banyak kalangan. Dengan tumbuhnya kesadaran ini menyebabkan munculnya masalah baru, yakni bagi kalangan ibu yang kesulitan bahkan tidak bisa memberikan air susunya (ASI) pada bayinya, sehingga muncul ide untuk mendirikan bank ASI.
Para pendonor ASI baik itu dengan upah ataupun tidak memberikan suplai ASI kepada bank ASI, kemudian ASI tersebut didistribusikan untuk mereka yang membutuhkan. Tidak ada catatan pasti sejak kapan ide pendirian bank ASI itu muncul dan mulai dikembangkan. Dan juga tidak ada hukum yang pasti mengenai Bank ASI, apakah diperbolehkan atau tidak. Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang bank ASI menurut perspektif hukum Islam.

PEMBAHASAN
  
      A. Pengertian Bank ASI

Bank ASI merupakan wadah atau tempat untuk menyimpan dan menyalurkan ASI dari pendonor ASI, yang kemudian akan diberikan kepada ibu-ibu yang tidak bisa memberikan ASI sendiri kepada bayinya. Ibu yang sehat dan memiliki kelebihan produksi ASI bisa menjadi pendonor ASI. ASI biasanya disimpan di dalam plastik atau wadah, yang didinginkan dalam lemari es agar tidak tercemar oleh bakteri. Kesulitan para ibu memberikan ASI untuk anaknya menjadi salah satu pertimbangan mengapa bank ASI perlu didirikan, terutama di saat krisis seperti pada saat bencana yang sering membuat ibu-ibu menyusui stres dan tidak bisa memberikan ASI pada anaknya.